A. Perkembangbiakan pada Hewan Rendah
1. Reproduksi Aseksual pada Hewan Rendah
Ø Pembelahan
Cara reproduksi ini biasanya di lakukan oleh golongan protozoa, dan beberapa metazoa. Seperti juga pada tumbuhan, hewan ini akan membela menjadi dua sel anak (binary fission) atau menjadi beberapa sel anak (multiple fission). Arah pembelahan sel-selnya ada yang ke arah melintang misalnya, pada Paramaecium dan ada yang ke arah membujur (memanjang) misalnya pada Euglena.
Ø Pembentukan Tunas
Proses perkembangan tunas menjadi hewan dewasa di sebut blastogenesis. Tunas ini akan dapat melepaskan diri dari hewan induknya bila telah cukup matang. Cara reproduksi ini dapat kita jumpai pada Hydra atau Porifera.
Ø Pembentukan Genunule
Gemmule merupakan sejumlah sel yang banyak mengandung makanan di daerah mesoglea (lapisan tengah) dan berkumpul membentuk seperti bola dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin. Biasanya gemmule ini di bentuk bila keadaan lingkungan tidak menguntukan. Gemmule ini akan tumbuh bila keadaan lingkungan baik kembali, Contoh : Porifera Air Tawar
Regenerasi adalah suatu proses perkembangbiakan suatu individu dari bagian tubuhnya yang terlepas. Tetapi regenerasi dapat pula di artikan sebagai penyembuhan/pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang atau rusak. Cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada : Sponge, Coelenterate, Planaria, Echinodermata dan sebagainya.
Ø Pembentukan Kuncup
Contohnya Hydra yang pada bagian kakinya tumbuh kuncup. Semakin lama, kuncup itu semakin membesar dan menjadi individu baru.
Ø Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria (Kastawi. 2003 : 64).
Selain melakukan reproduksi aseksual, hawan rendah pun mampu melakukan reproduksi secara kawin (seksual) beberapa cara reproduksi seksual yang bias di lakukan hewan rendah adalah:
Cara reproduksi ini biasanya di lakukan oleh golongan protozoa, dan beberapa metazoa. Seperti juga pada tumbuhan, hewan ini akan membela menjadi dua sel anak (binary fission) atau menjadi beberapa sel anak (multiple fission). Arah pembelahan sel-selnya ada yang ke arah melintang misalnya, pada Paramaecium dan ada yang ke arah membujur (memanjang) misalnya pada Euglena.
Sumber : Youtube
Ø Pembentukan Tunas
Proses perkembangan tunas menjadi hewan dewasa di sebut blastogenesis. Tunas ini akan dapat melepaskan diri dari hewan induknya bila telah cukup matang. Cara reproduksi ini dapat kita jumpai pada Hydra atau Porifera.
Gambar 1. Pembentukan Tunas
Sumber : www.sridianti.com
Ø Pembentukan Genunule
Gemmule merupakan sejumlah sel yang banyak mengandung makanan di daerah mesoglea (lapisan tengah) dan berkumpul membentuk seperti bola dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin. Biasanya gemmule ini di bentuk bila keadaan lingkungan tidak menguntukan. Gemmule ini akan tumbuh bila keadaan lingkungan baik kembali, Contoh : Porifera Air Tawar
Gambar 2. Pembentukan Genunule
Sumber : www.sridianti.com
Ø RegenerasiRegenerasi adalah suatu proses perkembangbiakan suatu individu dari bagian tubuhnya yang terlepas. Tetapi regenerasi dapat pula di artikan sebagai penyembuhan/pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang atau rusak. Cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada : Sponge, Coelenterate, Planaria, Echinodermata dan sebagainya.
Contohnya Hydra yang pada bagian kakinya tumbuh kuncup. Semakin lama, kuncup itu semakin membesar dan menjadi individu baru.
Ø Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria (Kastawi. 2003 : 64).
Selain melakukan reproduksi aseksual, hawan rendah pun mampu melakukan reproduksi secara kawin (seksual) beberapa cara reproduksi seksual yang bias di lakukan hewan rendah adalah:
Ø Konjugasi
Hewan tingkat rendah misalnya Paramaecium berkembang biak secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua sel saling mendekat pada bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel.
Ø Anisogami
Cara reproduksi seperti ini dapat anda jumpai pada hewan-hewan seperti Hydra, Plasmodium, golongan porifera, golongan cacing, dan sebagainya. Hewan tersebut dapat menghasilkan dua jenis gamet yang berbeda dalam bentuk, ukuran serta tingkah lakunya. Gamet jantan biasanya kecil dan bergerak aktif sedangkan yang betina relatif lebih besar teapi pasif. Anisogami sesunggunya merupakan cara reproduksi seksual yang paling umum dilakukan oleh tumbuhan tinggi dan hewaqn bertulang belakang. Tetapi reproduksi semacam ini lebih di kenal denga nama fertilisasi (pembuahan).
Ø Metagenesis
Hewan tingkat rendah misalnya Paramaecium berkembang biak secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua sel saling mendekat pada bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel.
Ø Anisogami
Cara reproduksi seperti ini dapat anda jumpai pada hewan-hewan seperti Hydra, Plasmodium, golongan porifera, golongan cacing, dan sebagainya. Hewan tersebut dapat menghasilkan dua jenis gamet yang berbeda dalam bentuk, ukuran serta tingkah lakunya. Gamet jantan biasanya kecil dan bergerak aktif sedangkan yang betina relatif lebih besar teapi pasif. Anisogami sesunggunya merupakan cara reproduksi seksual yang paling umum dilakukan oleh tumbuhan tinggi dan hewaqn bertulang belakang. Tetapi reproduksi semacam ini lebih di kenal denga nama fertilisasi (pembuahan).
Ø Metagenesis
Suatu cara reproduksi yang saling bergantian antara reproduksi aseksual dengan reproduksi seksualnya cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada golongan Coelenterate, misalnya Obelia. Hewan ini memiliki polip yang melakukan reproduksi aseksual dan bentuk mendusa (ubur-ubur) yang melakukan reproduksi seksual.
Hewan tingkat rendah lain misalnya cacing dan bekicot bersifat hermaprodit. Hermaprodit yaitu satu individu menghasilkan sel sperma dan ovum. Meskipun hermaprodit, cacing dan bekicot tetap memerlukan hewan lain untuk melakukan perkawinan (Purwoko. 2008 : 78).
B. Gametogenesis
Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan sel-sel gamet di dalam kelenjar kelamin. Peristiwa pembentukan sel-sel gamet ini di bedakan atas :1) Spermatogenesis
Yaitu peristiwa pembentukan sel-sel sperma didalam tes-tes. Sel-sel sperma di dalam tes-tes berasal dari sel-sel spermatogonia. Spermatogonia ini mengalami pertumbuhan ini menjadi spermatosit. Melalui dua kali pembelahan, dari satu spermatosit (2n) akan di hasilkan 4 buah sperma yang haploid (1n).
2) Oogenesis
Adalah peristiwa pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Seperti halnya sel sperma, sel telur pun terjadi melalui proses pembelahan dua kali. Sel telur dalam ovarium berasal dari sel oogonium (kalau lebih dari satu disebut oogonia). Oogonium ini akan tumbuh menjadi oosite. Dari satu oosite melalui dua kali pembelahan akan di hasilkan 4 buah sel tekur (ovum). Dari 4 buah sel telur yang di hasilkan hanya satu yang dapat di buahi (fertil) sedangkan 3 buah sel telur lainnya mengalami degenerasi dan di sebut polar body (polosit).
Sumber : Youtube
D. Hormon Reproduksi
Hormon yang erat hubungannya dengan reproduksi adalah gonadetropin. Hormon ini terdiri dari beberapa hormon diantaranya:
FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang berfungsi merangsang pertumbuhan folikel (gelembung kecil yang berisi ovum) pematangan volikel ini dirangsang oleh SFH. LH (Luteinizing Hormone), menyebabkan volikel yang telah masak pecah dan ovum (sel telur) keluar. Peristiwa ini di sebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah pecah berubah menjadi kopus luteum yang menghasilkan hormon progesteron, suatu hormon yang membantu pertumbuhan uterus sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada laki-laki FSH dan LH mengatur pembentukan testosterone sebagai hormone kelamin jantaan.
E. Perkembangbiakan pada Hewan Tingkat Tinggi
Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut oogenesis. Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.
Ø Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi olehcangkang. Embrio memperoleh makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja.
Ø Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik menetas dari telur, itik termasuk hewan ovipar.
DAFTAR PUSTAKA
Purwoko, dkk. 2008. IPA Terpadu SMP Kelas VII. Jakarta : Yudhistira.